Hawa
panas menyambut kedatangan kami di Jogjakarta, setelah melalui perjalanan
kurang lebih dua setengah hari. Perjalanan ku beserta keluarga dalam rangka berlebaran
dengan keluarga yang ada di Jogjakarta. Kebetulan kuliah sedang libur, jadi aku
bisa ikut ke Jogjakarta. Lumayan, sambil refreshing.
Pertama
kali tiba di Jogja, aku tidak bisa tidur padahal badan sedang letih karna
perjalanan Jambi-Jogja yang sangat jauh, ditambah hawa siang itu yang memang
cukup panas. Rasanya aku ingin keluar mencari udara segar, juga ingin keliling
melihat-lihat pemandangan kota pelajar ini. Tapi tidak tahu harus kemana.
Untunglah ada saudaraku yang memberitahuku untuk ke salah satu objek wisata
terkenal di Jogjakarta. Salah satu objek wisata yaitu pantai.
Parang
teritis adalah nama pantai di Jogjakarta. Pantai ini terletak 27 KM selatan
kota Jogjakarta. Pantai Parang Teritis mempunyai keunikan yang berbeda dengan
pantai lainnya, selain ombaknya yang besar, juga terdapat gunung-gunung pasir
yang tinggi disekitar pantai. Waktu yang tepat untuk mengunjungi pantai ini
yaitu pada sore hari ketika matahari hendak terbenam. Agar tidak tersengat
panasnya matahari.
Berbicara
tentang pantai Parang Teritis atau pantai selatan, tidak terlepas dari cerita
tentang Ratu Kidul. Menurut warga sekitar, pantai parang teritis sangat lekat
dengan cerita ratu Kidul. Banyak orang Jawa percaya bahwa parang teritis adalah
gerbang menuju ke kerajaan gaib milik Ratu Kidul. Merinding rasanya mendengar
cerita tentang makhluk penguasa pantai selatan ini. Dibalik pesona eksotik
pantai, ternyata ada makhluk gaib yang menguasai pantai ini.
Angin
menderu kencang namun sejuk. Air laut menggulung terpecah di bibir pantai.
Tampak turis sedang berjemur diri sambil memegang sebotol minuman ringan.
Pantai parang teritis tidak hanya dikunjungi oleh wisatawan domestik saja.
Menurut data retribusi dan kunjungan obyek wisata di Kabupaten Bantul. Pada
tahun 2011, jumlah pengunjung asing mencapai 1.338.112 orang. Ini menandakan
bahwa pantai Parang Teritis adalah pantai dengan jumlah wisatawan asing
terbanyak dibandingkan dengan pantai lainnya di Jogjakarta seperti pantai
Kwaru, pantai Pandansimo, pantai Samas, dan pantai Goa Cemara.
Matahari
sudah condong kebarat, inilah saatnya untuk bersenang-senang pikirku. Aku
melihat ada penyewaan ATV (All-terrain Vechile). Aku terkejut dengan tarif
sewanya, Rp. 50.000 per setengah jam, mungkin karna aku sudah terhipnotis
dengan keindahaan pantai ini.
Ku
telusuri pinggir pantai ini dengan ATV. Melesat melintasi pasir pantai yang
mulus sesekali disapu ombak. Sungguh aku merasakan kedamaian. Seperti tak ada
beban dalam hidup.
Tak
henti-hentinya aku berdecak kagum atas keindahan panoramanya. Pesona eksotisnya
berupa deburan ombak dan pemandangan disekitar pantai. Angin memberikan
kesejukan dan rasa damai. Tak ada orang yang berwajah muram disini, semua
tertawa lebar, merasakan kebahagiaan berada ditempat seindah ini. Capek karna
perjalan di bus kemaren pun terbayar lunas dengan pantai yang luar biasa ini.
Tak
terasa sudah setengah jam aku berlalu-lalang menaiki ATV. Perjalanpun dilanjutkan
untuk mengisi tenggorokan yang sudah kekurangan air. Aku mendatangi pedagang
kelapa muda dan membeli dua buah kelapa muda. Kemudian aku bawa kesebuah batu,
cukup untuk duduk berdua sambil beristirahat menunggu matahari terbenam.
Hanya
sekitar 3 jam kami berada di pantai Parang Teritis, bapak dan ibu sudah
menelepon aku untuk pulang, walau rasanya masih belum ingin pulang tapi mau
bagaimana lagi, aku sudah ditunggu oleh bapak, ibu, dan keluarga lainnya.
Akhirnya aku memutuskan untuk pulang.. Tak bisa aku lupakan nama mu Parang
Teritis meski kutulis nama mu di pasir dan tersapu ombak. Kau tak akan hilang
dari benakku. Kau akan selalu ku kenang sebagai pantai yang eksotis. Itulah
akhir cerita perjalananku ke Parang Teritis.
0 komentar:
Posting Komentar